Selasa, 26 Mei 2009

Unpad, PTN Paling Diminati/


BANDUNG, SELASA - Universitas Padjadjaran menempatkan diri sebagai perguruan tinggi negeri yang paling diminati di dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2008. Sebanyak 50.586 peminat bersaing memperebutkan 4.000 kursi yang ada di Unpad.

Hal itu disampaikan Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Ganjar Kurnia di dalam sambutannya menerima mahasiswa baru tahun ajaran 2008/2009, S elasa (19/8). "Bahkan, untuk peminat dari luar negeri, Unpad juga menempati posisi yang teratas di Indonesia," tuturnya. Minat dimaksud khususnya terjadi di Fakultas Kedokteran dan Fakultas Sastra yang telah merintis kelas internasional.

Untuk mendorong kualitas penyelenggaraan pendidikan, diperlukan peningkatan pembiayaan operasional. Ini yang mendasari penyesuaian sumbangan biaya pendidikan di Unpad bagi mahasiswa baru. "Sumbangan biaya pendidikan yang Anda (mahasiswa baru) bayar baru lah sebesar Rp 2 juta per semester atau Rp 4 juta per tahun. Padahal, menurut Dirjen Dikri, agar terlaksananya dengan baik pendidikan tinggi di Indonesia, diperlukan biaya minimum Rp 30 juta per tahun per mahasiswa," tutur Ganjar. Saat ini, jika dihitung termasuk dana pemerintah, Unpad baru memenuhi 50 60 persen angka ideal (30 juta) itu.

Terkait penyesuaian biaya pendidikan ini, pada saat sama, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Unpad berunjuk rasa di depan kampus Unpad di Dipati Ukur. Mereka mendesak Rektor Unpad mengkaji ulang kebijakan penyesuaian biaya itu. Sebab, dikhawatirkan akan menyulitkan mahasiswa baru yang kurang mampu untuk kuliah di Unpad.

Di FISIP saja, berdasarkan laporan dari BEM (Badan Eksekutif Mahasiwa) ada 5 calon mahasiswa baru yang tidak sanggup bayar dan mengajukan keringanan. "Di Sastra, ada 13 orang," tutur Apri Nugroho, salah seorang pengunjuk rasa. Ia meminta rektorat menjamin mahasiswa yang kesulitan biaya tetap memiliki kesempatan yang sama untuk kuliah.

Mengangsur

Koordinator Humas Unpad Weny Widyowati mengatakan, mahasiswa baru yang tidak sanggup membayar tunai, diber i keringanan dengan mengangsurnya. Kebijakan ini dijalankan masing-masing fakultas. Ganjar sendiri menegaskan, mahasiswa yang kurang mampu bisa mendapat keringanan pembayaran BPP (biaya pengembangan pendidikan). "Tiap tahunnya, mencapai 1.000 1.500 ditambah penyediaan beasiswa lainnya," ucap Ganjar.

Mengomentari penyesuaian BPP di Unpad, yaitu menjadi Rp 2 juta per semester, Irfan Baehaqi (18), salah seorang mahasiswa baru, mengatakan, perlu transpransi tentang pengelolaan dananya. Ia mengaku, sebagai salah satu kampus negeri, dana BPP ini cukup besar. Meski, relatif lebih murah ketimbang swasta. Satu hal yang disesalinya, yaitu soal penyeragaman BPP. Kurang adil kalau diseragamkan. "Kedokteran misalnya, kan wajar menerapkan biaya lebih mahal. Sementara, yang tidak ada praktikumnya lebih murah. Bukankah lebih baik disesuaikan kebutuhan masing-masing (fakultas)?" gugatnya

.


Yulvianus Harjono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar