Selasa, 26 Mei 2009

Unpad Wisuda 45 Doktor


BANDUNG, SELASA - Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung mewisuda 45 Doktor baru dari berbagai disiplin ilmu pada sidang terbuka Senat Universitas dipimpin Rektor Unpad Prof Dr Ir Ganjar Kurnia DEA di Aula Graha Sanusi Harjadinata kampus Dipati Ukur Bandung, Selasa.

Wisuda 45 Doktor baru merupakan rangkaian dari prosesi wisuda gelombang I tahun akademik 2008/2009 yang dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut hingga Kamis(27/11).

Jumlah seluruh lulusannya yang diwisuda sebanyak 2.420 orang, dari Program Doktor, Program Maguster, Program Spesialis I, Program Profesi, Program Sarjana, Program Diplomas III dan Program Diploma IV Kebidanan.

Para wisudawan terbaik untuk Program Doktor atas nama Ito Sumardi dari Ilmu Hukum dengan IPK 4,00, untuk Program Magister Ahmad Saifudin dari Ilmu Kedokteran Dasar dengan IPK 3,95, Program Spesialis I Rika Kartika dari Kebidanan dan Penyakit Kandungan IPK 3,64, Program Profesi Widia Hafsyah Sumarlina Ritonga dari Profesi Kedokteran Gigi dengan IPK 3,90.

Untuk Program Sarjana masing-masing Utami Dewi Harianingsih dari Ilmu Pemerintahan IPK 3,97 dan Yulia Susanti dari Ilmu Komunikasi IPK 3,97, Program Diploma III Dimitri Damayanti dari Manajemen Informatika IP 3,82, serta Program Diploma IV Kebidanan Melly Damayanti dari Kebidanan Pendidikan IPK 3,66.

Sedangkan lulusan program S1 tercepat Utami Dewi Harianingsih dari Program Studi Ilmu Peternakan dengan waktu tiga tahun satu bulan, dan Program Diploma III Iwan Ruswandi dari Program Studi Manajemen Agribisnis yang telah berhasil menyelesaikan studinya dalam waktu dua tahun 10 bulan.

Wisudawan termuda Dewinta Maharani Putri Kuswhara dari Program Studi Manajemen yang lulus pada usia 20 tahun empat bulan, dan Tasya Safiranita dalam usia 20 tahun tiga bulan 26 hari.

Rektor Unpad Prof Dr Ir Ganjar Kurnia DEA menyatakan, prosesi wisuda merupakan tanda dari berakhirnya proses pembelajaran yang dijalani seorang mahasiswa selama pendidikannya.

Menurut Rektor, keberhasilan wisudawan bukan hanya bukti keberhasilan dirinya sendiri tapi ada investasi, bantuan, proses yang melibatkan keluarga, dosen, tenaga kependidikan, masyarakat, dan pemerintah.

Dikatakannya, selain dari biaya orang tua, selama pendidikannya seorang wisudawan telah menerima subidi yang sangat besar dari dana masyarakat melalui pemerintah. Menurut perhitungan Dikti pada tahun 2008 biaya untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, minimal sebesar Rp 30 juta/orang/tahun.

Ia mengatakan, walaupun dana pendidikan dari pemerintah akan sesuai dengan amanah UUD 1945 yaitu sebesar 20 persen dari total APBN mulai tahun 2009, namun tambahan tersebut belum dapat memenuhi standar biaya yang dikeluarkan oleh Dikti.

"Untuk itu kami masih mengharapkan bantuan dari orang tua, melalui SPP dan biaya pengembangan, karena secara keseluruhan biaya terkumpul baru mencapai 70 persen dari kebutuhan nasional," ucap Ganjar Kurnia.


EDJ
Sumber : Ant

Tidak ada komentar:

Posting Komentar